Pages

Tuesday, June 14, 2016

Apa Yang Terjadi Pada Tubuh Kita Ketika Berpuasa




Puasa, merupakan aktivitas yang melibatkan semua aspek dalam diri kita. Bukan hanya pencernaan, tapi juga meliputi kesehatan mental dan spiritual. Karena puasa yang dijalani dengan niat dan cara yang benar, sebenarnya sama dengan menjalani program detoksifikasi untuk membuang semua 'sampah' dari tubuh kita. Puasa merupakan metode detoksifikasi paling tua dalam sejarah, sekaligus paling aman dan paling efektif. Organ vital yang menjadi target dalam program detoks yang efektif adalah usus dan liver.

Menurut Bu Andang Gunawan., N.D, ahli terapi nutrisi dan detoksifikasi, dan pelopor pola makan Food Combining di Indonesia, hampir semua penyakit degeneratif dapat dihubungkan dengam kondisi keracunan dalam saluran usus (intestinal toxemia). Mengapa? Karena setiap jaringan pada tubuh mendapat makanan dari darah, dan darah mendapatkannya dari usus. Setiap zat yang masuk ke dalam tubuh kita akan masuk ke dalam darah melalui dinding-dinding usus. Artinya toksin yang berada dalam usus juga akan ikut bersikulasi bersama aliran darah sampai ke sel-sel di seluruh penjuru tubuh kita. Toksin-toksin inilah yang memicu terjadinya kerusakan pada sel-sel tubuh yang mengakibatkan penuaan dini dan berbagai penyakit kronis.
 
Menurut Bu Andang, ada empat tahap metabolisme makanan yang terjadi di dalam tubuh, yaitu pencernaan, penyerapan, asimilasi dan pembuangan. Ketika kita berpuasa, tubuh secara alami akan menurunkan intensitas proses pencernaan, penyerapan, dan asimilasi makanan serta meningkatkan proses pembuangan toksin dari dalam tubuh. Proses pembersihan tubuh saat puasa biasanya baru terjadi sesudah hari kedua atau ketiga. Pada saat itu tubuh mulai mengalami proses otolisis (autolysis). Inilah saat tubuh mulai mengeluarkan ampas metabolisme dan mencerna zat-zat yang tak berguna serta kelebihan zat-zat penting yang disimpan sebagai cadangan energi.


Berikut ini adalah tahapan puasa yang terjadi di dalam tubuh selama 30 hari berpuasa.

1. TAHAP AWAL

Pada tahap awal puasa, tubuh membuang sejumlah besar ampas dan sisa-sisa pencernaan. Tiga atau empat hari pertama akan timbul rasa tidak nyaman karena jumlah ampas yang melalui pembuluh darah cukup banyak.

Berat ringannya gejala yg terasa pada tahap awal puasa tergantung pada banyaknya jumlah racun dalam tubuh. Pola makan yang kita anggap sehat pun bukan jaminan membuat puasa terasa lebih mudah.

Pola makan masyarakat modern mengundang akumulasi racun dalam tubuh. Makanan orang dulu jauh lebih sederhana, lebih alami (tidak diproses berlebihan), bebas pestisida, bahan aditif, obat-obatan, dan zat kimia lainnya. Berbagai jenis racun dan kimia yang memenuhi lingkungan kita dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara, air, makanan, bahkan air susu ibu.

Selama tubuh dipuasakan, racun akan ditarik keluar melalui aliran darah menuju ke saluran-saluran pembuangan yang ada pada tubuh. Pada saat itulah tubuh akan memberi reaksi, yang bagi orang awam sering dikira sebagai penyakit.



2. TAHAP KEDUA

Pada tahap kedua puasa, terjadi pembersihan kerak (mukus/lendir yang mengeras), lemak, sel-sel sakit dan aus, dan zat-zat bersifat racun lainnya. Selama puasa berlanjut, proses pembersihan akan menjadi lebih menyeluruh.

Mukus adalah lendir yang tercipta saat tubuh kita dalam kondisi siaga sebagai bentuk pertahanan diri terhadap sesuatu yang dianggap musuh. Hampir semua makananmasak atau makanan yang diproses merupakan makanan pembentuk mukus. Mukus dapat menyumbat saluran-saluran dan membran-membran halus dalam sistem tubuh. Sumbatan ini menyebabkan ampas menumpuk dan meningkatkan peluang terjadinya penyakit. Puasa dapat melarutkan mukus tersebut sehingga tubuh lebih leluasa mengangkut ampas dan racun keluar. Adalah hal yang normal apabila Anda mengalami gangguan seperti flu, pilek atau batuk berdahak selama puasa.

Oleh sebab itu, minum obat penghilang gejala tersebut adalah tindakan yang sangat keliru. Karena anda akan mengembalikan masalahnya ke jaringan-jaringan tubuh anda lagi. Serpihan-serpihan mukus yang berwarna keputihan biasanya ikut keluar bersama kotoran feses pada hari kedua.

Pada hari kedua puasa nafsu terhadap makanan biasanya mulai sedikit berkurang. Pengeluaran ampas dan racun mulai intensif ditandai dengan timbulnya lapisan kekuningan di permukaan lidah dan napas tak sedap.

Sebetulnya tubuh kita dengan sendirinya melakukan puasa, yaitu pada saat tidur. Sampai kita terbangun di pagi hari, tubuh kita terus melakukan pembersihan. Sarapan pagi dapat dianggap sebagai waktu berbuka. Itu sebabnya makan pagi dalam bahasa Inggris, disebut breakfast, singkatan dari breaking a nightly fast atau membatalkan puasa.

Apa yang dialami tubuh setiap bangun pagi seperti timbulnya lapisan kekuningan di permukaan lidah, napas tak sedap, mata dan wajah sembab, serta pikiran tak jernih merupakan gejala awal yang menunjukkan tubuh sedang dalam status pembuangan racun. Gejala-gejala tersebut akan lebih meningkat pada puasa panjang seperti puasa Ramadhan.


3. TAHAP KETIGA

Pada tahap ketiga atau tahap terakhir puasa, terjadi pembersihan racun pada tingkat sel atau lapisan jaringan paling dalam (racun yang telah menumpuk sejak usia dini) dan pembuluh-pembuluh sangat halus yang tugasnya membawa elemen-elemen vital ke otak. Pembersihan pada tingkat ini hanya efektif jika pola makan selama puasa lebih dominan buah dan sayuran segar.

Reaksi-reaksi tersebut menandakan tubuh sudah dalam kondisi sangat membutuhkan puasa.

Puasa meningkatkan proses penyembuhan jauh sampai ke dalam jaringan dan memperbaiki organ-organ yang lelah dengan cepat. Proses pembersihan dan penyembuhan memerlukan energi yang sangat besar. Itu sebabnya kita harus mengistirahatkan tubuh dari pekerjaan mencerna makanan jika sedang melakukan pembersihan dan penyembuhan.

Salah satu bentuk 'puasa' secara tidak sengaja adalah saat kita sakit. Saat kita sakit, kita cenderung tidak enak makan dan menolak untuk makan karena makanan yang masuk ke perut kita terasa tidak enak. Jika dipaksa untuk makan, maka kita akan muntah. Sebenarnya, perasaan tidak enak makan sehingga tubuh menolak untuk makan itu adalah upaya tubuh untuk 'memaksa' organ pencernaan untuk beristirahat sehingga tubuh bisa berkonsentrasi pada proses penyembuhan. Ketika kita kehilangan selera makan saat sakit, pada saat itulah tubuh sebenarnya ingin memfokuskan seluruh energinya untuk proses penyembuhan.



Peristiwa penting pada proses puasa adalah terjadinya pembuangan racun atau ampas besar-besaran yang dimulai dari tingkat sel (jauh ke dalam jaringan). Tiga sampai 800 miliar sel kita berganti setiap hari. Kira-kira seperempatnya akan mati, aus, atau harus diganti. Tetapi pembentukan sel baru dapat terhambat jika sel-sel aus terus menumpuk di dalam tubuh akibat fungsi pembuangan tidak bekerja optimal. Dalam proses puasa, semua sel mati, jaringan-jaringan rusak, kelebihan lemak, tumor, abses (radang bernanah) akan dibakar atau dikeluarkan sebagai kotoran.

Salah satu karunia yang akan Anda alami menjelang akhir puasa adalah terasa adanya peningkatan energi saat bangun tidur pagi. Tidak ada lagi kotoran mata, mata sembab, dan rambut kusam/kering. Proses pembersihan akan diikuti proses peremajaan, ketika tubuh mengganti sel-sel tua dengan yang baru dan memperbaiki jaringan yang rusak. Setelah masa puasa berakhir, Anda akan menjadi manusia baru, karena seluruh sel menjadi muda dan sehat. Anda seperti dilahirkan kembali (fitri).

 

No comments:

Post a Comment